Sutradara : Tedy Soeriaatmadja
Pemain : Luna Maya, Winky Wiryawan, Adinia Wirasti, Slamet Rahardjo, Regy Lawalata
Produksi : – @ 2006
Entah kenapa, film-film karya Tedy Soeriaatmadja cenderung ‘berat’ dan agak sulit dicerna. Setelah cukup sukses dengan “Banyu Biru” yang membuat saya ngantuk dan agak pusing, kembali hadir karyanya berjudul “Ruang”. Saya berpikir, kalau saja film ini tidak dibintangi Luna Maya dan Adinia Wirasti, mungkin saya tidak akan menontonnya.
Seperti pada Banyu Biru, Teddy menerapkan alur maju-mundur di Ruang ini. Tapi untuk Ruang, saya rasa penempatan alur seperti itu memang tepat. Karena Ruang menceritakan tentang seseorang yang menceritakan masa lalu dirinya dan orang tuanya lewat surat-surat peninggalan sang ibu.
Film ini sebenarnya sudah bisa ditebak. Tapi yang menjadi pertanyaan, Slamet Rahardjo ini anak dari siapa? Luna Maya atau Adinia Wirasti?
Ceritanya begini, Slamet Rahardjo pulang dari luar negeri untuk menghadiri pemakaman ibunya. Kemudian, dari adiknya, Regy Lawalata, Slamet Rahardjo diberi setumpuk surat yang konon peninggalan sang ibu. Dan dari surat itulah, identitas Slamet Rahardjo terungkap.
Beberapa puluh tahun yang lalu, ada seorang pemuda miskin yang diperankan Winky Wiryawan. Dia bekerja sebagai buruh, dan jatuh cinta pada Luna Maya, anak sang majikan. Hari demi hari, cinta mereka pun saling bersambut. Hanya kemudian, kasta berbicara. Dan Luna Maya telah dijodohkan dengan pemuda kota.
Namun cinta diantara mereka berdua tidak terpisahkan. Mereka sering bertemu diam-diam. Hasrat diantara keduanya pun sudah tidak dapat tertahankan. Hingga suatu pagi mereka terbangun bersama dan mendapati sang juragan sudah duduk di depan tempat tidur. Mereka pun semakin terpisahkan.
Hari-hari berlalu, Winky semakin diliputi kesendirian. Adinia Wirasti, gadis yang tinggal di seberang rumahnya hadir melipur kesepiannya. Sampai suatu hari terdengar kabar bahwa Luna Maya sudah meninggal dunia akibat penyakit yang dideritanya sejak remaja.
Film ini cukup sendu dan lambat, khas Tedy Soeriaatmadja. Dengan image shepia, film ini cocok untuk menceritakan kejadian di masa lalu. Lumayan menghanyutkan juga.
[nilai 8]
“Janji” by Raku~En
Bulir waktu yang jatuh
merambat turuni hariku
meski beranjak pergi
namun tak pernah terganti
Tangkai ruang yang layu
terdiam terbelenggu sayu
meski terkikis syahdu
namun tak jua menderu
Ranum keluh, selalu datang menghantui
Indah lara, luruskan titian liku nestapa
meski perih, jangan hentikan pijakmu
tawa ‘kan hapuskan kelam di peluhmu
Teteskan biru langit pada hati yang sengit
hembuskan rona pelangi ke jiwa yang sepi
taburkan teduh mentari ke setiap mimpi
pergi dan bawalah bintang kembali disini
mohon kritik & sarannya:
http://ninorakuen.multiply.com/music/item/1
https://job-opros.ru/avtomaticheskij-zarabotok-v-internete-bez-vlozhenij/ – Легий заработок, Надомная работа в сети